CC /RASIO KOMPRESI MOTOR STANDAR
No || Motor || Bore x Stroke || Volume Silinder || Rasio Kompresi
1. Kawasaki Blitz R 53 mm x 50.6mm 111 cc 9.3 : 1
2. Kawasaki Athlete 56 mm x 50.6mm 124.6 cc 9.8 : 1
3. Kawasaki Ninja 250 62 mm x 41.2mm 2x 124.5 cc 11.5 : 1
4. Kawasaki KLX 250 72 mm x 61,2mm 249cc 11 : 1
5. Yamaha Crypton 49 mm x 54mm 101.8 CC 9.0 : 1
6. Yamaha Mio 50.0 x 57.9 mm 113.7 cc 8.8 : 1
7. Yamaha Jupiter z 51.0 x 54.0 mm 110.3 cc 9.3 : 1
8. Yamaha Jupiter MX 54 x 58,7 mm 135 cc 10.9 : 1
9. Yamaha Vixion 57 x 58,7 (mm) 149.8cc 10.4 : 1
10.Yamaha Scorpio Z 70 x 58 mm 223cc 9.5 : 1
11. Yamaha RX King 58 x 50 mm 132cc 7.1 : 1
12. Yamaha RXZ 56 x 54 mm 133cc 7.0 : 1
13. Yamaha F1Z 52 x 52mm 110.4cc 7.1 : 1
14. Yamaha Alfa 50 x 52mm 102.1 cc 7.2 : 1
15. Honda GL 100 52 x 49.5mm 105.1 cc 9.2 : 1
16. Honda GL Max 56.5 x 49.5mm 124.1 cc 9.2 : 1
17. Honda GL Pro 61.0 x 49.5mm 144.7cc 9.2 : 1
18. Honda Supra 50.0 x 49.5mm 97.1 cc 8.8 : 1
19. Honda Tiger 63.5 x 62.2 mm 196.9cc 9.0 : 1
20. Honda Megapro 63,5 x 49,5 mm 156.7cc 9.0 : 1
21. Honda CS-1 58 x 47,2 mm 124.7 cc 10.7 : 1
22. Honda Supra PGM FI 52,4 x 57,9 mm 124.8cc 9.0 : 1
23. Honda Blade 50 x 55,6 mm 109.1 cc 9.0 : 1
porting polish
Kenapa tidak memoles porting??
Bukankah udara mengalir lebih bagus pada permukaan halus???
Ingat tujuan akhir kita bukanlah “flow” tapi = POWER!!
Intake port akan mengalirkan campuran udara dan bahan bakar.
Masalahnya pada bahan bakar, dengan berat jenis masa yang lebih besar
daripada udara, semakin sulit untuk mencampurkan dengan udara saat
mengikuti bentuk kontur lekukan pada porting.Bukankah udara mengalir lebih bagus pada permukaan halus???
Ingat tujuan akhir kita bukanlah “flow” tapi = POWER!!
Boundary Layer
Saat kamu mengemudi mobil dalam kondisi hujan coba perhatikan saat mobil melaju hampir 100km/h, tetes hujan bergerak naik ke atas melawan gaya gravitasi. Dikarenakan permukaan mobil yang halus menciptakan sebuah lapisan bayangan, dan kapasitas lapisan udara yang mendekati permukaan tersebut hampir sama. Sehingga memudahkan cairan tergelincir.
Hal yang sama terjadi pada lubang intake. Buih bahan bakar yang jatuh di ruang porting akan jatuh lebih lambat daripada aliran udara. Menciptakan perubahan campuran udara-bahan bakar saat tetesan ini memasuki silinder dan menghancurkan potensial power yang diciptakan mesin. Memoles ruang porting memperbesar kemungkinan udara-bahan bakar menjadi tidak homogen.
Ingat!! Kasar == Bagus!!
lubang porting
Cara menghitung durasi camshaft/kem lewat cam gear
Cara menghitung durasi camshaft/kem lewat cam gear
Masih banyak mekanik yang malas belajar hitung derajat durasi kem pada korek mesin 4-tak. Umumnya hanya pahami perubahan hitungan buka-tutup klep pada mata sproket keteng atau gigi sentrik
Kerugiannya, hitungan itu sulit dipahami ukurannya. Terutama untuk kepentingan riset lanjut ke bagian lain, seperti knalpot atau pengapian. Juga dianggap kurang presisi lantaran mata gir ukurannya gede.
Otomatis, riset akan berjalan serba meraba. Makanya, lebih bagus jika ada hitungan derajat yang mudah dimengerti banyak orang,
Maksudnya, hitungan derajat itu memudahkan patokan riset bagian lain dengan mudah. Misal, mau pasang kurva pengapian X karena butuh untuk durasi yang relatif panjang Y derajat. Beda dengan kalau patokannya buka di X mata setelah TMA dan nutup Y mata sebelum TMA, Gimana coba? Pusing kan?
Nah,cara sederhana hitung derajat dengan membaca buka-tutup di gigi sentrik. Meski enggak presisi benar, tapi paling tidak kita bisa pahami dan ambil patokan dalam riset
Caranya mudah. Pertama, Bagi dulu 360 derajat dengan jumlah mata pada gigi sentrik. Maka akan ketemu patokan nilai setiap mata gigi itu berapa derajat
Coba kita simulasikan di Honda Supra. Jumlah mata gigi sproket keteng ada 28 mata. Maka 360/28=12,85. Dibulatin jadi 13 derajat.
Sebelum lanjut, sepakati dulu yang akan dihitung adalah durasi putaran kem. Beda dengan hitung durasi putaran poros engkol atau crank-saft. Karena, dua kali putaran poros engkol sama dengan satu kali putaran kem,
Memakai asumsi tadi, maka ketika kita coba bagi lingkaran gigi sentrik itu jadi empat quadran. Masing-masing kuadaran I, II, III, IV, maka 180 derajat dari posisi TMA akan ketemu TMA lagi. Demikian pula dengan posisi TMB (gbr. 2).
Perlu disepakati pula cara hitung dari titik quadran itu. Biar mudah, klep out dihitung giginya di posisi setelah TMA. Baik buka maupun tutupnya
Sehingga, untuk klep in dihitung giginya sebelum TMA atau sesudah TMB, dan nutup sebelum TMA atau sebelum TMB (gbr. 3).
Misal, klep buang membuka 3 mata setelah TMA, artinya 3X13 = 39 derajat setelah TMA. Atau 51 derajat sebelum TMB> Kalau nutup 2 mata setelah TMA, maka bisa dihitung 2X13=26 derajat setelah TMA.
Berarti, durasinya kem buang (90-39) + 90 + 26 = 167 derajat. Kalau model kem kembar in dan out-nya, maka durasi total gabungan kem adalah 2 X 167 = 334 derajat. Begitu pula dengan durasi poros engkol yaitu 334 derajat.
Kalau hitungannya dari klep in, maka cara hitungannya adalah derajat bukaan sebelum TMA + 90 + gigi nutup. Misal, buka 4 mata sebelum TMA dan nutup 2 mata sebelum TMA, maka (4X13) + 90 + (2X13)= 52+90+26= 168 derajat.
Toleransi penggunaan mata gigi melesetnya lumayan jauh. Dibanding penggunaan derajat berkisar antara 1-5 derajat. Enggak bisa pastikan pas banget berada di posisi 1 mata, 0,5 mata atau 0,25 mata persis dan presisi mungkin.
Satu lagi, agar mudah, penghitungan dimulai dengan patokan
0, serta dihitung sejak 0,1 mm klep ngangkat. Jadi enggak menyulitkan dan enggak berbeda-beda ambil patokannya
Panjang Pick Up Pulser
Berikut adalah Grafik dengan 2 step advance
Tabel Daftar Panjang Pick Up Pulser
No
|
Model
|
Type
|
Panjang Tonjolan
(mm)
|
Type Sinyal / Pulsar
|
Sistem
Pengapian
|
1
|
Honda
|
Supra / Legenda |
11.3
|
Single – Positif
|
AC
|
Kirana |
14.0
|
Single – Positif
|
DC
|
||
Meg Pro |
15.4
|
Single – Positif
|
DC
|
||
Tiger 2000 / Phantom |
24.0
|
Single – Positif
|
AC
|
||
Kharisma / CS1 |
38.0
|
Single – Positif
|
DC
|
||
Sonic 125 / CBR |
38.0
|
Single -Negatif
|
DC
|
||
Vario / Click |
38.0
|
Single – Positif
|
DC
|
||
Beat |
38.0
|
Single – Positif
|
DC
|
||
2
|
Yamaha
|
Vega-R / F1ZR |
57.5
|
Double – Positif
|
AC
|
Jupiter-Z / Mio / Nouvo |
57.5
|
Double – Positif
|
DC
|
||
RX King |
Single – Positif
|
AC
|
|||
Jupiter MX |
57.5
|
Double – Positif
|
DC
|
||
3
|
Suzuki
|
Shogun 110 |
14.0
|
Single – Positif
|
DC
|
Smash 110 |
16.0
|
Double – Positif
|
DC
|
||
Shogun 125 |
30.0
|
Single – Positif
|
DC
|
||
Satria 120 R |
30.0
|
Double – Positif
|
DC
|
||
Satria 150 F |
39.0
|
Double – Positif
|
DC
|
||
Spin / Sky Wave |
41.7
|
Single -Negatif
|
DC
|
||
Thunder 125 |
47.0
|
Single – Positif
|
DC
|
||
Thunder 250 |
70.7
|
Single – Positif
|
DC
|
||
4
|
Bajaj
|
Pulsar 180 / 200 |
44.0
|
Single – Positif
|
AC
|
5
|
TVS
|
Neo |
?
|
?
|
?
|
Apache |
?
|
?
|
?
|
||
6
|
Kawasaki
|
KZX 130 |
38.0
|
Single – Positif
|
DC
|
Kaze R |
12.0
|
Single – Positif
|
AC
|
||
Ninja RR |
9.0
|
Single – Positif
|
DC
|
Kem Racing Pabrikan
korek motor,Banyak mekanik hanya beli langsung Noken As yang sudah racing dari pabrikan,ini biasanya karena malas riset, kurang ilmu Noken As, takut gagal, dan ngirit biaya.Banyak
merk Noken As racing / kem racing beredar di masyarakat.Banyak pilihan
berbeda,bahkan satu merk juga menawarkan pilhan-pilihan berbeda-beda
pula.
Karena itu kami coba memberikan
keterangan-keterangan yang bisa membuat anda mengerti tentang pilihan
dalam memilih Noken As / Kem yang sesuai dengan karakter motor anda.
Contoh-contoh Noken As racing Pabrikan :
KAWAHARA
Ada tiga tipe : tipe K1
: tipe K2
: tipe K3
Untuk K1 dan K2 biasa dipakai racing harian,lift, overlap dan LSA tidak terlalu ekstrim.Sedang untuk K3 untuk racing Ekstrim.
DATA KAWAHARA K1
Klep in(durasi) :16+180+47 = 237 derajat
Klep ex(rurasi) : 53+180+13 = 239 derajat
Lif in : 8 mm
Lift ex : 8 mm
LSA : 98 derajat
Harga : 350 ribu
DATA KAWAHARA K2
Klep in(durasi) : 11+180+57 = 248 derajat
Klep ex(rurasi) : 41+180+31 = 252 derajat
Lif in : 8,75 mm
Lift ex : 8,56 mm
LSA : 103 derajat
Harga : 400 ribu
DATA KAWAHARA RACING ONLY
Klep in(durasi) :28+180+ 60 = 268 derajat
Klep ex(rurasi) : 60+180+31 = 252 derajat
Lif in : 10,33 mm
Lift ex : 8,89 mm
LSA : 113 derajat
Harga : 600 ribu
TDR
Noken As / Kem TDR racing memang pantas
untuk harian dan Racing, Durasi dan LSA sangat aman dalap overlap
sehingga tidak saling bentur antar klep.Bahkan untuk klep lebar
sekalipun.
DATA Noken As / Kem TDR
Klep in(durasi) :13+180+45 = 238 derajat
Klep ex(rurasi) : 41+180+22 = 243 derajat
Lif in : 8,4 mm
Lift ex : 7,93 mm
LSA : 94,5 derajat
Harga : – ribu
MARATHON
Noken As / Kem keluaran Mitra2000 sangat laku dipasaran.
DATA Noken As / Kem New Marathon
Klep in(durasi) :16+180+50 = 246 derajat
Klep ex(rurasi) : 41+180+9 = 230 derajat
Lif in : 7,78 mm
Lift ex : 7,53 mm
LSA : 112,5 derajat
Harga : 250 ribu
NEW CLD
Hampir mirip marathon, bahkan lebih
bagus mendongkrak power dari pada marathon. CLD singkatan dari ciledud
atau Champion leader development. Kem atau Noken as ini lebih keras atau
setara dengan Noken As standart pabrikan.
Klep in(durasi) :17+180+48 = 245 derajat
Klep ex(rurasi) : 49+180+13 = 242 derajat
Lif in : 7,82 mm
Lift ex : 7,82 mm
LSA : 105 derajat
Harga : 400 ribu
HRP
HRP(Hendriyansyah Racing Produk) buatan
pentolan pembalap nasional Hendriyansyah. Durasi kem ini mirip kem CLD,
yang mempunyai karakter halus untuk di pakai harian. Enak untuk trek
pendek
Klep in(durasi) :18+180+43 = 238 derajat
Klep ex(rurasi) : 49+180+13 = 252 derajat
Lif in : 7,35 mm
Lift ex : 7,33 mm
LSA : 102 derajat
Harga : 300 ribu \
Thanks Bro atas tulisannya, banyak menambah pengetahuan ane tentang motor.
BalasHapussaya mau nanyak papasan noken as yg pas buat kawasaki athlete berapa ml gan, sebelumnya terimakasih atas bantuannya
BalasHapusnumpang sharing gan.
BalasHapussepeda saya crypton sudah saya tune up 142 cc
klep in 28 ex 24
noken
IN 15 + 180 + 53 = 248º
Ex 50 + 180 + 15 = 245º
lift 7.2 mm
Overlap 30º
LSA 108º
kemaren saya setting sama sepeda FU semi, gigi 1,2,3 sama tapi gigi 4nya gak ngisi sama sekali gan alias mundur.
itu solusinya apa ya gan???
#201m
Dimn yg jual Noken As Racing untuk kawasaki Ksr
BalasHapus